Rabu, 11 April 2012

APJII, ID-CERT, dan ID-NIC

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau yang lebih sering disingkat dengan APJII didirikan pada tanggal 15 Mei 1996 di Jakarta. APJII memiliki beberapa tujuan, antara lain membantu anggotanya dalam menyedikan jasa internet yang berkualitas, memasyarakatkan internet dalam menunjang pengembangan SDM di Indonesia serta yang lainnya. Selain itu APJII juga menyelenggarakan aktifitas di lingkungan pengembangan industri internet dari anggota kepada anggota dan oleh anggota. aktifitas yang diselenggarakan biasanya seminar, workshop, training, penyebaran informasi, hingga turut aktif di program-program TI pemerintah dan dapat bekerjasama juga dengan pihak-pihak tertentu selama tidak bertentangan dengan AD/ART. APJII juga memiliki beberapa layanan diantaranya layanan IIX, layanan Internet Resources, dan layanan pembayaran domain.

Internet di Indonesia saat ini sudah sangat berkembang sangat pesat, dulu internet hanya dapat dinikmati kalangan elit dan kalangan menengah keatas saja tetapi sekarang internet dapat dinikmati oleh masyarakat luas dan tidak hanya untuk masyarakat yang tinggal di perkotaan saja tetapi internet juga sudah masuk ke pedesaan. Untuk konten-konten di internet saat ini pun sudah banyak antara lain forum, e-mail, blog, dan portal pun sudah macam-macam tersedia. Indonesia juga memiliki 2 konten yang secara konsisten berada dalam peringkat 10 besar top website yaitu Detik.com dan Kaskus.
Dibalik dari majunya internet seperti sekarang ini ada pula dampak negatif dari internet. Dampak yang ditimbulkan dari berkembangnya internet yaitu banyaknya konten pornografi yang dapat memberikan efek negatif terutama untuk anak-anak dibawah umur, selain itu penipuan pun banyak terjadi melalui internet. Maka dari itu UU ITE sangat berguna untuk mencegah, melindungi, dan meminimalisi penyalahgunaan internet dan tindakan kejahatan yang terjadi di dunia maya dan kita sendiri pun harus pintar-pintar dalam memilih serta menggunakan konten-konten yang sesuai dengan kebutuhan kita.

ID-CERT atau Indonesia Computer Emergency Response Team adalah organisasi yang mengkoordinasi dan mengadvokasi tentang penanganan keamanan yang terdapat di Indonesia, contohnya ketika beberapa server di Indonesia di hack oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Tujuan didirikan dan dikembangkannya ID-CERT ini anatara lain untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang handal didalam bidangnya melalui pelatihan formal dan informal, menyediakan informasi akurat tentang keamanan internet, meningkatkan kesadaran tentang keamanan melalui pendidikan yang diberikan dan mekanisme lain.

ID-NIC atau Indonesia Network Information Centre adalah sebuah inisiatif yang didukung sepenuhnya oleh APJII dan bertujuan tersedianya pengelolaan informasi jaringan nasional yang berkelanjutan. ID-NIC ini mengembangkan fungsi dan perannya dalam menyediakan informasi jaringan di Indonesia, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam negri dan kepentingan masyarakat internasional.

sumber :

Rabu, 04 April 2012

COCOMO

COCOMO adalah sebuah model algoritma estimasi biaya perangkat lunak yang didesain oleh Barry Boehm untuk memperoleh perkiraan dari jumlah orang-bulan yang diperlukan untuk mengembangkan suatu produk perangkat lunak.

Model ini menggunakan rumus regresi dasar, dengan parameter yang berasal dari data historis dan karakteristik proyek proyek saat ini. Satu hasil observasi yang paling penting dalam model ini adalah bahwa motivasi dari tiap orang yang terlibat ditempatkan sebagai titik berat. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dan kerja sama tim merupakan sesuatu yang penting, namun demikian poin pada bagian ini sering diabaikan. Ada tiga jenis model cocomo, diantaranya ialah:

1. Dasar Cocomo

Dengan menggunakan estimasi parameter persamaan (dibedakan menurut tipe sistem yang berbeda) upaya pengembangan dan pembangunan durasi dihitung berdasarkan perkiraan DSI. Dengan rincian untuk fase ini diwujudkan dalam persentase. Dalam hubungan ini dibedakan menurut tipe sistem (organik-batch, sebagian bersambung-on-line, embedded-real-time) dan ukuran proyek (kecil, menengah, sedang, besar, sangat besar).

Model COCOMO dapat diaplikasikan dalam tiga tingkatan kelas:

a. Proyek organik (organic mode) Adalah proyek dengan ukuran relatif kecil, dengan anggota tim yang sudah berpengalaman, dan mampu bekerja pada permintaan yang relatif fleksibel.

b. Proyek sedang (semi-detached mode)Merupakan proyek yang memiliki ukuran dan tingkat kerumitan yang sedang, dan tiap anggota tim memiliki tingkat keahlian yang berbeda

c. Proyek terintegrasi (embedded mode)Proyek yang dibangun dengan spesifikasi dan operasi yang ketat

keterangan :

E : besarnya usaha (orang-bulan)

D : lama waktu pengerjaan (bulan)

KLOC : estimasi jumlah baris kode (ribuan)

P : jumlah orang yang diperlukan.

2. Intermediate Cocomo

Persamaan estimasi sekarang mempertimbangkan (terlepas dari DSI) 15 pengaruh faktor-faktor; ini adalah atribut produk (seperti kehandalan perangkat lunak, ukuran database, kompleksitas), komputer atribut-atribut (seperti pembatasan waktu komputasi, pembatasan memori utama), personil atribut ( seperti aplikasi pemrograman dan pengalaman, pengetahuan tentang bahasa pemrograman), dan proyek atribut (seperti lingkungan pengembangan perangkat lunak, tekanan waktu pengembangan). Tingkat pengaruh yang dapat diklasifikasikan sebagai sangat rendah, rendah, normal, tinggi, sangat tinggi, ekstra tinggi; para pengganda dapat dibaca dari tabel yang tersedia.

Pengembangan model COCOMO adalah dengan menambahkan atribut yang dapat menentukan jumlah biaya dan tenaga dalam pengembangan perangkat lunak, yang dijabarkan dalam kategori dan subkatagori sebagai berikut:

a.. Atribut produk (product attributes)

Reliabilitas perangkat lunak yang diperlukan (RELY)

Ukuran basis data aplikasi (DATA)

Kompleksitas produk (CPLX)

b. Atribut perangkat keras (computer attributes)

Waktu eksekusi program ketika dijalankan (TIME)

Memori yang dipakai (STOR)

Kecepatan mesin virtual (VIRT)

Waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi perintah (TURN)

c. Atribut sumber daya manusia (personnel attributes)

Kemampuan analisis (ACAP)

Kemampuan ahli perangkat lunak (PCAP)

Pengalaman membuat aplikasi (AEXP)

Pengalaman penggunaan mesin virtual (VEXP)

Pengalaman dalam menggunakan bahasa pemrograman (LEXP)

d. Atribut proyek (project attributes)

Penggunaan sistem pemrograman modern(MODP)

Penggunaan perangkat lunak (TOOL)

Jadwal pengembangan yang diperlukan (SCED)

3. Detil Cocomo

Dalam hal ini adalah rincian untuk fase tidak diwujudkan dalam persentase, tetapi dengan cara faktor-faktor pengaruh dialokasikan untuk fase. Pada saat yang sama, maka dibedakan menurut tiga tingkatan hirarki produk (modul, subsistem, sistem), produk yang berhubungan dengan faktor-faktor pengaruh sekarang dipertimbangkan dalam persamaan estimasi yang sesuai. Selain itu detail cocomo dapat menghubungkan semua karakteristik versi intermediate dengan penilaian terhadap pengaruh pengendali biaya pada setiap langkah (analisis, perancangan, dll) dari proses rekayasa PL.

Tugas 3 (DITJEN SDPPI)

Direktorat Jendral Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika atau yang lebih sering kita kenal dengal dengan DITJEN SDPPI berada didalam Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO). Tugas utama dari DITJET SDPPI adalah mengelola, mengatur serta mengendalikan perangkat pos baik yang digunakan oleh pemerintah maupun yang digunakan oleh publik agar kegiatan mengenai perangkat pos dapat digunakan dengan baik.

Selain memiliki tugas pokok, DITJEN SDPPI pun memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Merumuskan kebijakan di bidang sdppi
2. Melaksanakan kebijakan-kebijakan di bidang sdppi
3. Memberikan evaluasi dan bimbingan teknis di bidang sdppi
4. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sdppi

Pengelolaan spektrum frekuensi dilaksanakan sepenuhnya oleh DITJEN SDPPI. Di wilayah Indonesia bagi yan menggunakan spektrum frekuensi ini akan dikenakan biaya hak pengguna atau yang lebih dikenal dengan sebutan BHP. Biaya Hak Pengguna ini sudah diatur didalam undang-undang. Pembayaran biaya hak pengguna ini biasanya berjangka satu tahun, adapun biaya hak pengguna yang sudah dibayarkan maka akan dimasukkan kedalam kas negara. Berapakah biaya BHP? biaya BHP ini biasanya tergantung pada spektrum yang dipilih sesuai dengan zona lokasi pemancar dan pengelompokan pita frekuensi.

Dukungan DITJEN SDPPI terhadap Industri dalam negri yaitu dapat mengembangkan E-Busines dalam bentuk model pusat komunisaki kreatif dan dapat berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengetahuan sesama para pelaku bisnis.