Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan konvensional yang digunakan oleh manusia dalam berkomunikasi. Pengertian bahasa tersebut, sepertinya sudah menunjukan ciri-ciri bahasa yang bersifat Universal. Pengelompokan bahasa secara Universal dimaksudkan pada sebuah ciri umum, bahwa bahasa digunakan oleh manusia dalam setiap aktivitas dan segala aspek kehidupan. Oleh karena bahasa digunakan oleh manusia, sehingga munculah berbagai macam para ahli untuk mengkaji berbagai bahasa.
Sebelum abad ke-19 pengkajian bahasa hanya dilakukan dalam studi filsafat, hal ini dilakukan karena bahasa sebelumnya diposisikan sebagai objek filsafat. Sekalipun Zaman renaisance berkembang di Eropa pada abad ke-16 dengan munculnya tokoh bernama Descartes (Saya selalu teringat, Cogitu Ergu Sum, aku berpikir maka itu aku ada), bahasa tetap dijadikan sebagai objek filsafat, itu berarti ada kurun waktu yang cukup lama antara pengkajian bahasa yang ada sejak Zaman Yunani sampai zaman Renaissance.
Hingga akhirnya munculah seorang tokoh bahasa bernama Ferdinan De Sausure, ia merupakan bapak inguistik yang mengkajia bahasa secra modern, ia memposisikan bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi sebagai objek pengetahuan. Jos Daniel Parera (Kajian Linguistik umum Historis Komparatif dan Tipologi Struktural, hal 4) menyebutkan, seandainya kita hendak mempelajari sesuatu, entah itu ilmu. Maka kita akan dihadapkan pada tiga pertanyaan besar, pertama ialah apakah objek itu, kedua bagaimanakah kita mempelajari objek itu, dan yang ketiga apa manfaat studi itu.
Nah, itulah yang membedakan pengkajian bahasa secara device origin dan pengkajian bahasa secara modern oleh Ferdinan de Sausure. Perngkajian bahasa oleh Saussure merupakan sebuah revolusi besar terhadap pengkajian bahasa, setelah sekian lama bahasa hanya bagian dari ilmu filsafat, kini bahasa dikaji dan dipelajari oleh suatu studi ilmu bernama Linguistik.
Linguistik adalah suatu studi ilmu yang mempelajari bahasa. Penyebutan linguistik sebagai suatu studi ilmu, bukan hanya soal penyebutan secara spontan, tetapi ada semacam pertanggungjawaban. Pertama sebuah sebuah studi harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, kedua sebuah studi ilmu harus mempunya nilai ekonomis dan manfaat dan yang ketiga sebuah studi harus objektif atau tidak memihak.
Pengkajian bahasa tersebut, jika dikelompokan akan terbentuk tiga zaman yang mengkaji bahasa, pengelompokan zaman tersebut meruapakan usaha manusia dalam mempelajari bahasa. Diantaranya:
1. Tahap Device Origin
Tahap ini merupakan tahap ”kuno” dalam mempelajari bahasa, disebut kuno karena orang-orang pada zaman tersebut, masih mengelompokan bahasa dalam suatu tahap kealamian bahasa. Pengkajian ini masih berkaitan dengan asal-usul bahasa. Dari mana bahasa itu bersasal? Apakah Tuhan menurunkan bahasa? Pertanyaan seperti itulah yang muncul dalam tahap device origin. Berikut adalah contoh tahap manusia menemukan kebenaran bahasa.
a. Bangsa Mesir menggangap bahwa bahasa pertama adalah bahasa yang diturunkan oleh Tuhan pada Bangsanya. Percobaan ini dilakukan dengan memasukan seorang bayi ke dalam sebuah bangaunan tertutup. Bayi tersebut diisolasi dari kehidupan sosial, dan yang terpenting jangan sampai bayi tersebut mendengar bunyi bahasa. Setelah beberapa waktu bayi tersebut tinggal, ia kemudian dibawa keluar dan kata pertama yang diucapkan bayi tersebut adalah “becos” atau roti.
b. Bangsa jepang mengatakan bahwa bahasa pertama dibawa ameterazu sang dewa matahari.
c. Bangsa Cina mengatakan bahwa bahasa pertama dibawa oleh kura-kura.
d. Orang Jerman mengatakan bahwa Tuhan memakai bahasa Swedia.
2. Tahap Organic.
Pada tahap ini pengkajian bahasa sudah tidak melibatkan unsur ketuhanan dan dewa-dewa, sehingga bahasa pada tahap ini digolongkan dalam objek kajian filsafat.
3. Tahap Modern.
Kemunculan tahap modern ini, diwali dengan lahirnya buku Course The L:inguistic General” oleh Ferdinand De Saussure dinamakan juga kajian linguistik karena sudah disebut studi ilmiah. Pengkajian bahasa oleh Saussure menghasilkan suatu teori bahasa dan ciri dari bahasa yang diposisikan sebagai objek pengkajian linguistik.
Dari tiga tahap pengkajian tersebut, dapat saya simpulkan sebagai berikut:
1. Tahap Device Origin = Darimana bahasa berasal?
2. Tahap Organic = Bagaimana manusia bisa berbahasa?
3. Tahap Modern = Apa dan bagaimana bahasa itu?
Sumber referensi :
http://anaksastra.blogspot.com/2009/08/sejarah-singkat-pengkajian-bahasa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar